Kamis, 27 April 2023

MATAHARI DAN KAMU

Written by : Naddine 






 
Matahari dan kamu serasa sewajah dalam satu bingkai….. 
Berpijak disisiku menyesapkan hangat 
Menarikku ke pusaran euforia…. 

Matahari dan kamu berpose teduh… 
Berpijar dibenakku memantikkan suluh
Menghisapku kedalam gulungan pesona
Matahari dan kamu serasa sewajah dalam satu bingkai, 
Bergeming dibawah sadarku, mengungkung penolakanku
Kamu menghimpun pesona dari kalutku
Menghempaskan penantian panjang yang kurasa menjenuhkan tanpa tepian, 
Kamu hadir menyusupi bentangan idealisme yang menyesatkanku selama ini, 
Kamu dan……rasa indah itu, menarikku menepi dari ilusiku. 
Kqmu benderang laksana matahari 
Menyergap semua kekelaman hati
Jika hadirmu begitu indah, semoga juga memilihmu bukan hal yang salah
Jika takdirmu begitu merekah, semoga juga bersamamu menjadi mudah
Jika kita saling mengalah, duniapun akan memberi tempat kita untuk melangkah
Kita jelajahi bersama bentangan mayapada ini
Meski nuansanya tak sama dibandingkan dulu saat kita masih bersimpuh dengan ego kita
Setidaknya kita telah belajar dari semua
Bahwa bersama berarti kita harus merelakan masa lalu kita dulu
Bahwa merindu itu sangat menyakitkan apalagi tanpa tautan
Bahwa menua bersama lebih syahdu daripada menghayalkan kasih tak sampai
Bahwa memupuk cinta lebih mudah tanpa banyak drama
Cukup kita jujur dan mengikuti kata hati

Selasa, 30 Desember 2008

Abstraksi Relatif


Seperti itulah…………………
Malam datang dari sisi perjalanan matahari yamg meredup

Pagi datang dari sisi perjalanan matahari yang benderang

Seperti ketika semua tidak kudapati ada di tempat dan waktu yang kuinginkan

Aku ingin engkau tahu…

Hidup ini tidak selalu indah,

Tidak selalu senada,

Tidak selalu suram dan menyedihkan

Tidak juga melulu tentang humanisme..

Ini adalah perjalanan dedikasi panjang

Ini adalah perjalanan mencari esensi matra surga, tentang realitas yang nisbi

Tentang realme keterbatasan dihadapkan pada tuntutan kesempurnaan

Tentang mediasi menuju matra yang lain…

Matra yang lebih sempurna
Kesadaran datang dari perenungan, pencarian…tentu juga perjuangan
Aku ingin menjadi bagian sesuatu yang mungkin tidak disadari tapi berarti

Aku ingin menjadi terang tanpa harus menggulung malam di siang hari

Aku ingin menjadi seperti ini ……

Seperti yang terlihat nyata dan kaukenal

Senantiasa bergelimang peran untuk menopangkan cukup tenaga ….

Tenaga untuk menyangga lelahmu
Seperti ini…

Seperti yang tidak pernah kausadari adanya, tapi begitu bertenaga untuk menuntunmu melangkah melewati pesisir ruangan bumi

Sebenarnya juga bumi sudah lelah berputar setiap waktu,

Aku takut saat dia benar – benar lelah berjalan..kita….yang lemah dan tak punya daya diatasnya terlempar ke alam raya begitu saja
Kita hanya bisa berharap bersama – sama agar tidak terlempar sia- sia,

Setidaknya berharap terlempar di tempat yang bisa menjelaskan rangkaian perjalanan ini

Tempat dimana, sebelumnya ini berawal dan berakhir

Tentu saja ini semata - mata bukan monopoli pujangga,

Pecinta sastra, pemuja puitisme ..ataupun sejenisnya, yang lain
Seperti itulah

Sisi malam

Sisi siang

Seperti ragam dari sesuatu yang sebenarnya cuma satu,

Sesuatu yang satu tapi berubah wajah , berubah warna, berubah rasa, berubah kesan karena keterbatasan dan ketidaksempurnaan kita.

Written by naddine
Surabaya
Thursday,20th 2006 / 07.25 pm

ADA, TIADA,…SAMA

Dimana…
Lintasan waktu berdehem lirih, membiarkannya berseberangan dengan kata hati
Dimana….
Lintasan gradasi langit berarak menyisir riasan bibir pantai
Sekuat tenaga menghalangi lidah ombak mengering lebih cepat
Apakah hempasan deras itu sebentuk perona?
Adakah yang tertinggal untuk menyingkapkan semua?
Benarkah ..telah tiada?
Aku tidak akan pernah membuka ruang, sesempit apapun celah itu,
Aku tidak akan pernah mencoba menjulurkan jari untuk menyentuh semua yang tidak akan pernah mengalir apa adanya.
Hatiku seleluasa hawa sejuk pegunungan yang bergulir segar di lekukan setiap kehijauan, seserentak pemicu pelatuk pembuluh nadi, seringan angin berkelebat menyiasati tekanan udara.
Ingatkah…
Pemandu jalan, telah melintas lama
Dia ada di ujung dekat dan jauh..
Dia ada di batas lamat dan pasti
Dia berselonjor menanti …
Sedang melepas lelah di rerimbunan teduh
Lihat dia ……………………………….ada di mataku
Bacalah dia………………………………..di wajahku
Di dalamnya…
Semua teredam diam.

Written by naddine

Surabaya, Tuesday, 18th April 2006
20.48 pm

HUJAN HAMPIR PASTI LAMA USAI

Saat itu…
hampir pasti ………..
pasti……
butuh berkali – kali ratusan putaran matahari untuk menentukannya
Aku …
hampir – hampir patah hati menahan kalutnya


Sayang…

Kau hinggap lepas dalam hitungan hari

Tak pasti bisa kumasukan dalam pilihan


Bisa…..
bintang yang berpijar……………
yang begitu saja meredup kehabisan masa


Ledakan mega bintang

…………supernova !

Serpihan berkasnya berpijaran sporadis,
lengkap di ujung – ujung luas hamparan langit….


Sebentar gelap….
sebentar terang…
bertaburan warna-warni


Cantik ……,

membingkai..raut wajah dunia

Sangat cantik….


Menghanyutkan
, menggegamnya erat tanpa lepas

Melegakan kejutan – kejutan yang jarang teraih


Sayang …..


Hampir pasti gelap gulita sesudahnya…..


Timbunan awan gelap masih bergelung tebal…,


aku melihatnya menyekap rahasiaku…peduliku…pekaku…
…………apapun itu,


aku tak tahu namanya


Titik air bergelayut merata hampir di setiap lembaran roman yang kutulis


Riasan tinta ini melebar pudar, beriring dengan ada dan tiada rasa


Melihatnya ……


Hujan hampir pasti lama usai


Tolonglah …kenapa …selalu aku yang tidak pernah bisa mengerti?


Kenapa selalu aku yang menghalau jauh – jauh semuanya?


Genta dahana …berkali – kali bergemuruh gaduh


Canda tawa di sekelilingku


Mengurungkan niat tungkai kakiku untuk menjajari langkahmu

Padahal aku tidak merasa hinggap kokoh diatas kakiku

Rasanya seperti berpijak mengawang perbukitan gundul


Permukaan bumi selalu terasa goyah di benakku


Entahlah jika ada gempa


Aku tidak bisa bayangkan tertelungkup tanpa penyangga,
karena terus – terusan mencoba menahannya


Hampir pasti ………..


Waktu terus berlalu


Saat itu……


Aku hampir pasti tak bisa menyentuhkan semua ingatanku




Surabaya, August 15th 2006


Written by Naddine

Have a nice Birthday


Hari berganti.......
Sepertinya senja masih kemarin… belum sempat menepi
Di kejauhan ….belum penuh seputaran matahari
Kemilau itu terlanjur terdampar di tengah hari
Seperti bekas hujan yang rebah gelisah
Seperti bekas badai yang merayap lelah
Seperti….
Yang tidak pernah terlintas
Seperti …
Yang pernah kutakutkan
Seperti biasa…..
Tidak ada yang bisa menghentikan waktu
Tidak ada yang tetap bias di tempatnya
Tidak ada yang …… ………
Tidak berubah
Semua terlelap dalam paradoks nisbi ………..
Kamu….
Tetap…. Tersenyumlah…
Menjawab tantangan ini dengan ketegaran
Menjalani keadaan ini dengan kebesaran
Meneguhkan semua pilihan dengan segenap kearifan
Menggenapkan imajinasi -imajinasi ideal…..tentang esensi hidup dan kehidupan
Aku ………..hanya di kejauhan………
Tenanglah………..memandang ke depan

Aku………..hanya bagian paradoks nisbi
Seputaran bumi lagi mengelilingi matahari
Akan cukup leluasa mengembalikan semuanya
Kamu…
Tersenyumlah………………….
Selamat jalan di titian usia barumu,
Selamat merangkai tatakan hidup mulia
Semoga…
Semakin dewasa semakin bijaksana
Semoga..Allah Azza Wa Jalla…menganugerahi Ridlo tanpa tepi..:)




Surabaya,
March 13, 2006
written by naddine